Selasa, 17 Desember 2019

Karies Gigi






  Karies Gigi
1.        Pengertian karies gigi
Menurut Kidd dan Bechal (1992), karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan cementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik. Menurut Srigupta (2004), karies berasal dari bahasa Yunani yaitu “ker” yang artinya kematian, dalam bahsa latin karies berarti kehancuran. Karies berarti pembentukan lubang pada permukaan gigi disebabkan oleh kuman atau bakteri yang berada pada mulut.
 Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat di fermentasi oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga terjadi demineraliasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.
Menurut Irma (2013), karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva. Menurut Tarigan (2014), karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa.


2.        Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi
Menurut Suwelo (1992), faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi terdiri dari dua faktor antara lain faktor dari dalam dan dari luar:
a.         Fator dari dalam (internal)
1)        Hospes yang meliputi gigi dan saliva
(a)      Komposisi gigi
Komposisi gigi tediri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan kedua setelah email, dimana email sangat menentukan dalam terjadinya proses kaies gigi. 
(b)     Morfologi gigi
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Permukaan oklusal gigi tetap  memiliki lekuk dan fissure yang bermacam-macam dengan kedalaman yang beragam. Permukaan oklusal gigi tetap, lebih mudah terkena karies dibandingkan permukaan gigi lain karena bentuknya yang khas dan sehingga sukar untuk dibersihkan.
(c)      Susunan gigi
Gigi yang berjejal dan saling tumpang tindih (over lapping) akan mendukung timbulnya karies karena daerah tersebut sulit dibersihkan.
(d)     Saliva
Dalam proes pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan dan saliva dengan gigi. Dalam mulut selalu ada saliva yang berkontak dengan gigi, saliva berperan dalam menjaga kebersihan gigi, karena saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies dan juga memegang peranan penting lain yaitu dalam proses terbentuknya plak, saliva merupakan media yang baik untuk kehidupan mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies.
2)        Mikroorganisme
Faktor yang menyebabkan karies yaitu plak. Plak merupakan suatu endapan lunak dari sisa-sisa makanan yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi yang terdiri dari air liur (saliva), sisa-sisa makanan dan aneka ragam mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan karies gigi antara lain: Streptococcus, Lactobacillus, Antinomeceses dan lain-lain. Kuman jenis Streptococcus berperan dlam proses awal karies yaitu lebih merusak lapisan terluar permukaan email, selanjutnya Lactobacillus mengambil alih peranan pada karies yang merusak gigi.
3)        Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari - hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini berpengaruh terhadap karies secara lokal di dalam mulut. Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan timbulnya karies.
4)        Waktu
Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi.
b.        Faktor dari luar (eksternal)
1)        Usia
Sejalan dengan bertambahnnya usia seseorang, jumlah karies akan bertambah, hal ini karena faktor resiko terjadi karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2)        Jenis kelamin
Prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. Demikian juga anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki, hal ini disebabkan karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
3)        Suku bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies gigi, hal ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies gigi dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda pada setiap suku tersebut.
4)        Letak geografis
Menutut Suwelo (1992), daerah - daerah tertentu yang susah mendapatkan air tawar yang cukup mengandung unsur fluor, maka anak yang lahir di daerah ini akan mempunyai gigi yang rapuh.
5)        Kultur sosial penduduk
 Hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies yaitu faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan anak menyebabkan perbedaan jumlah karies.
6)        Kesadaran, sikap dan perilaku individu terhadap kesehatan gigi
Keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah masih sangat ditentukan oleh kesadaran, sikap dan perilaku serta pendidikan ibunya. Mengubah sikap dan daripada perilaku seseorang harus didasari motivasi tertentu, sehingga yang bersangkutan mau melakukan dengan sukarela.
3.        Proses terjadinya karies gigi
Proses terjadinya karies gigi yang diperkenalkan oleh Keyes (dalam Kidd dan Bechal 1992), adalah interaksi antara empat faktor agent, host, substrat dan waktu. Pendapat lain tentang proses karies gigi dikemukakan oleh Ford (1993), proses terjadinya karies gigi dapat di gambarkan secara singkat sebagai berikut:

4.             Bentuk-bentuk kares gigi
Menurut Tarigan (2014), keparahan karies gigi dapat diketahui dari cara meluasnya, kedalamannya, serta lokasi terjadinya karies. Bentuk - bentuk karies diklasifikasikan menjadi empat bagian antara lain:
a.         Berdasarnya cara meluasnya karies
1)             Penetrierende karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut. Peluasannya secara pernetrasi, yaitu meluas ke arah dalam.
2)             Unterminirende karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping, sehingga bentuk seperti periuk.
b.             Berdasarkan kedalaman karies gigi
1)             Karies superfisialis yaitu karies yang baru mencapai email saja
2)        Karies media yaitu karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah dentin.
3)        Karies profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa
c.         Berdasarkan lokasi karies (tempat terjadi karies)
Menurut G.V.Black (dalam Tarigan, 2014) klasifikasi karies atas lima bagian dan diberi tanda nomor romawi, dimana kavitas diklasifikasikan berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies antara lain:
1)        Kelas I, karies yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan fissure) dari gigi premolar dan molar (gigi posterior), juga pada gigi anterior di foramen caecum.
2)         Kelas II, karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi molar dan premolar yang umumnya meluas sampai kebagian okclusal.
3)        Kelas III, karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari depan tetapi belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).
4)        Kelas IV, karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari depan sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi)
5)        Kelas V, karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi anterior maupun gigi posterior pada permukaan labial, lingual, palatal, maupun buccaldari gigi.
d.             Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies
1)             Simpel karies
Karies yang dijumpai pada suatu permukaan saja, misalnya pada bagian labial, buccal lingual, mesial, distal dan okclusal.
2)             Kompleks karies
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi, misalnya pada bagian mesio incisal, disto incisal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar