Karies
Gigi
1.
Pengertian
karies gigi
Menurut
Kidd dan Bechal (1992), karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras
gigi yaitu email, dentin, dan cementum yang
disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya adalah adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organik. Menurut Srigupta (2004), karies berasal dari bahasa Yunani yaitu
“ker” yang artinya kematian, dalam
bahsa latin karies berarti kehancuran. Karies berarti pembentukan lubang pada
permukaan gigi disebabkan oleh kuman atau bakteri yang berada pada mulut.
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah
(2010), karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak dan
diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat di fermentasi oleh bakteri plak
menjadi asam, terutama asam laktat
dan asetat) sehingga terjadi demineraliasi jaringan keras gigi dan
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.
Menurut
Irma (2013), karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan
oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada
dalam saliva. Menurut Tarigan (2014),
karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan dimulai dari permukaan gigi (pit,
fissure, dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa.
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya karies gigi
Menurut
Suwelo (1992), faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi terdiri dari dua
faktor antara lain faktor dari dalam dan dari luar:
a.
Fator dari dalam (internal)
1)
Hospes
yang meliputi gigi dan saliva
(a) Komposisi
gigi
Komposisi
gigi tediri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan kedua setelah email,
dimana email sangat menentukan dalam terjadinya proses kaies gigi.
(b) Morfologi
gigi
Variasi
morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Permukaan
oklusal gigi tetap memiliki lekuk dan fissure yang bermacam-macam dengan
kedalaman yang beragam. Permukaan oklusal gigi tetap, lebih mudah terkena
karies dibandingkan permukaan gigi lain karena bentuknya yang khas dan sehingga
sukar untuk dibersihkan.
(c) Susunan
gigi
Gigi
yang berjejal dan saling tumpang tindih (over
lapping) akan mendukung timbulnya karies karena daerah tersebut sulit
dibersihkan.
(d)
Saliva
Dalam
proes pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan dan saliva dengan gigi. Dalam mulut selalu
ada saliva yang berkontak dengan
gigi, saliva berperan dalam menjaga
kebersihan gigi, karena saliva
merupakan pertahanan pertama terhadap karies dan juga memegang peranan penting
lain yaitu dalam proses terbentuknya plak, saliva merupakan media yang baik
untuk kehidupan mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies.
2)
Mikroorganisme
Faktor
yang menyebabkan karies yaitu plak. Plak merupakan suatu endapan lunak dari
sisa-sisa makanan yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi yang terdiri
dari air liur (saliva), sisa-sisa
makanan dan aneka ragam mikroorganisme di
dalam mulut yang berhubungan dengan karies gigi antara lain: Streptococcus, Lactobacillus, Antinomeceses dan
lain-lain. Kuman jenis Streptococcus berperan
dlam proses awal karies yaitu lebih merusak lapisan terluar permukaan email,
selanjutnya Lactobacillus mengambil
alih peranan pada karies yang merusak gigi.
3)
Substrat
Substrat
adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari - hari yang
menempel di permukaan gigi. Substrat ini berpengaruh terhadap karies secara
lokal di dalam mulut. Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat
lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan timbulnya karies.
4)
Waktu
Pengertian
waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel di permukaan gigi.
b.
Faktor dari luar (eksternal)
1)
Usia
Sejalan
dengan bertambahnnya usia seseorang, jumlah karies akan bertambah, hal ini
karena faktor resiko terjadi karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi.
2)
Jenis kelamin
Prevalensi
karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. Demikian
juga anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki, hal ini disebabkan karena erupsi
gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
3)
Suku bangsa
Beberapa
penelitian menunjukkan adanya hubungan suku bangsa dengan prevalensi karies
gigi, hal ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara
pencegahan karies gigi dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda pada
setiap suku tersebut.
4)
Letak geografis
Menutut
Suwelo (1992), daerah - daerah tertentu yang susah mendapatkan air tawar yang
cukup mengandung unsur fluor, maka anak yang lahir di daerah ini akan mempunyai
gigi yang rapuh.
5)
Kultur sosial penduduk
Hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan
prevalensi karies yaitu faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah
pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi
dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan anak menyebabkan perbedaan jumlah
karies.
6)
Kesadaran, sikap dan
perilaku individu terhadap kesehatan gigi
Keadaan
kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah masih sangat ditentukan oleh
kesadaran, sikap dan perilaku serta pendidikan ibunya. Mengubah sikap dan
daripada perilaku seseorang harus didasari motivasi tertentu, sehingga yang
bersangkutan mau melakukan dengan sukarela.
3.
Proses
terjadinya karies gigi
Proses
terjadinya karies gigi yang diperkenalkan oleh Keyes (dalam Kidd dan Bechal
1992), adalah interaksi antara empat faktor agent,
host, substrat dan waktu. Pendapat lain tentang proses karies gigi
dikemukakan oleh Ford (1993), proses terjadinya karies gigi dapat di gambarkan
secara singkat sebagai berikut:
4.
Bentuk-bentuk
kares gigi
Menurut
Tarigan (2014), keparahan karies gigi dapat diketahui dari cara meluasnya,
kedalamannya, serta lokasi terjadinya karies. Bentuk - bentuk karies
diklasifikasikan menjadi empat bagian antara lain:
a.
Berdasarnya cara
meluasnya karies
1)
Penetrierende
karies
Karies
yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut. Peluasannya secara
pernetrasi, yaitu meluas ke arah dalam.
2)
Unterminirende
karies
Karies
yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping, sehingga
bentuk seperti periuk.
b.
Berdasarkan kedalaman
karies gigi
1)
Karies superfisialis
yaitu karies yang baru mencapai email saja
2)
Karies media yaitu karies
yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah dentin.
3)
Karies profunda yaitu karies
yang mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa
c.
Berdasarkan lokasi
karies (tempat terjadi karies)
Menurut
G.V.Black (dalam Tarigan, 2014) klasifikasi karies atas lima bagian dan diberi
tanda nomor romawi, dimana kavitas diklasifikasikan berdasarkan permukaan gigi
yang terkena karies antara lain:
1)
Kelas I, karies yang
terdapat pada bagian oklusal (pits
dan fissure) dari gigi premolar dan molar (gigi posterior),
juga pada gigi anterior di foramen caecum.
2)
Kelas II, karies yang terdapat pada bagian
aproksimal dari gigi molar dan
premolar yang umumnya meluas sampai kebagian okclusal.
3)
Kelas III, karies yang
terdapat pada bagian aproksimal dari depan tetapi belum mencapai margo incisal
(belum mencapai 1/3 incisal gigi).
4)
Kelas IV, karies yang
terdapat pada bagian aproksimal dari depan sudah mencapai margo incisal (telah
mencapai 1/3 incisal gigi)
5)
Kelas V, karies yang
terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi
anterior maupun gigi posterior
pada permukaan labial, lingual, palatal, maupun buccaldari gigi.
d.
Berdasarkan banyaknya
permukaan gigi yang terkena karies
1)
Simpel karies
Karies
yang dijumpai pada suatu permukaan saja, misalnya pada bagian labial, buccal lingual, mesial, distal dan
okclusal.
2)
Kompleks karies
Karies
yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi, misalnya
pada bagian mesio incisal, disto incisal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar