Selasa, 17 Desember 2019

Pencegahan Karies Gigi



                                                                          sumber
1.        Pencegahan karies gigi
a.              Kontrol plak
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), usaha - usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan plak gigi meliputi:
1)             Mengatur pola makan
Menurut Tarigan (2014), tindakan pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah pembentukan plak, adalah dengan membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat merupakan bahan utama dalam pembentukan matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dan plak.
Menurut Tarigan (2014), konsumsi karbohidrat yang tinggi merupakan faktor penting untuk terjadinya karies. Diet pengganti diperlukan untuk mengurangi asupan karbohidrat. Makanan bersukrosa memiliki dua efek yang sangat merugikan. Pertama, seringnya asupan makanan yang mengandung sukrosa sangat berpotensi menimbuklan kolonialisasi Streptococcus mutans, meningkatkan potensi karies dan plak. Kedua, plak lama yang sering terkena sukrosa dengan cepat termetabolisme menjadi asam organik, menimbulkan penurunan pH plak yang drastis.
Menurut Kidd dan Bechal (1992), makanan dan munuman manis yang dikonsumsi diantara waktu makan sangat berbahaya dan harus dihindari oleh pasien yang rentan terhadap karies. Menghentikan kudapan dan minuman sebelum tidur sangat penting, karena produksi saliva tidak ada pada waktu tidur dan pH plak akan tetap rendah selama beberapa jam.


2)        Tindakan secara kimiawi
a)             Antibiotik
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), larutan tetrasiklin 0,25% dapat mencegah terbentuknya plak dengan cara menekan pertumbuhan flora oral sehingga dengan demikian mencegah mikroorganisme merkolonisasi di atas permukaan gigi.
b)             Senyawa-senyawa antibakteri
Klorheksidin dapat mencegah pembentukan plak, bahkan juga dapat menghilangkan plak yang telah terbentuk. Penggunaan zat tersebut secara berulang-ulang menghasilkan penetrasi zat tersebut keseluruh lapisan plak, membunuh semua bakteri dalam plak, dan menghasilkan poliferasi organisme baru sehingga plak tersebut dapat dilarutkan oleh saliva.
3)        Tindakan secara mekanis
a)        Menyikat gigi
Meyikat gigi adalah cara umum dianjurkan untuk membersihkan berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi merupakan tindakan preventif dalam menuju kebersihan rongga mulut yang optimal. Menurut Tarigan (2004), kontrol plak dengan menyikat gigi sangat penting sebelum menyarankan tindakan lain ke pasien. Untuk membersihkan rongga mulut dengan optimal hal-hal yang haru diperhatikan adalah: pemilihan sikat gigi yang baik serta penggunaannya, cara menyikat gigi yang baik frekuensi dan lamanya penyikatan, serta penggunaan pasta gigi mengandung fluor.
b.        Fissure sealant
Menurut Mulani dan Enterprise (2005), pit dan fissure adalah titik dan ceruk - ceruk yang secara ilmiah ada pada gigi molar. Pit dan fissure ini kadang celah yang sangat sempit, sehingga makanan atau plak bisa masuk, namun sult dibersihkan dengan sikat gigi. Menurut Tarigan (2014), penggunan sealant pada fissure, pit serta pada permukaan email yang cacat dapat mencegah pembentukan plak pada daerah yang sangat sensitif ini, yang dapat mendorong timbulnya karies. Penutup fissure direkomendasikan untuk semua kelompok usia yang memiliki risiko karies yang tinggi, dan terutama jika kemampuan individu untuk mengontrol penyebab karies menurun. Indikasi menggunakan sealant adalah:
1)             Mencegah karies pada gigi yang baru berlubang
2)             Menahan pertumbuhan karies
3)             Mencegah pembentukan bakteri odontopatogenik pada gigi retak yang ditambal
4)             Mencegah infeksi di tempat lainnya
c.              Fluor
Menurut Tarigan (2014), penggunan fluor merupakan metode yang paling efetif untuk mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi. Adapun usaha - usaha yang dilakukan antara lain adalah meningkatkan kandungan fluor dalam diet, menggunakan fluor dalam air minum, pengaplikasian secara langsung pada permukaan gigi, atau ditambahkan pada pasta gigi. Penambahan fluor dalam air dapat menambah konsentrasi ion fluor dalam struktur apatit gigi yang yang belum erupsi. Struktur apatit gigi akan lebih tahan pada lingkungan asam dan meningkatkan potensi terjadinya remineralisasi. Aplikasi topical sangat bermanfaat pada gigi yang baru erupsi karena dapat meningkatkan konsentrasi ion fluor pada permukaan gigi dan plak. Hal ini dapat segera menghambat terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi. Fluor bekerja dengan dengan tiga cara yaitu:
1)        Fluor dapat menghambat perkembangan karies dengan menghambat proses demineralisasi
2)        Fluor meningkatkan ketahan email terhadap asam dan meningkatkan proses remineralisasi, bereaksi dengan hidroksi apatit membentuk fluor apatit.
3)        Kadar fluor yang tinggi dapat menghambat metabolisme bakteri.
2.        Perawatan karies gigi
Menurut Afrilina dan Gracina (2007), tindakan awal untuk perawatan karies gigi, lubang kecil pada gigi sebaiknya sgera ditambal, prosesnya akan bertambah dan besarnya lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang tersebut tidak dapat menutup sendiri secara alamiah, tetapi perlu dilakukan penambalan oleh dokter gigi.
Menurut Massler (2007), gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat - obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembangkan kefungsi pengunyahan semula dengan melakukan pengeboran atau bagian gigi yang pecah hanya dapat dikembalikan bentuknya dengan cara penambalan. Gigi yang terkena infeksi sebiknya dibor atau dibuang sehingga dapat meniadakan kemungkinan infeksi ulang, setelah itu baru diadakan penambalan, untuk megembalikan ke bentuk semula dari gigi tersebut sehingga di dalam pengunyahan dapat berfungsi kembali dengan baik.
3.        Akibat karies gigi
Menurut Lindawati (2014), karies dapat menyebabkan rasa sakit yang berdampak pada gangguan pengunyahan sehingga asupan nutrisi akan berkurang, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karies gigi yang tidak dirawat selain terasa sakit, lama-kelamaan juga dapat menimbulkan bengkak akibat terbentuknya nanah yang berasal dari gigi tersebut. Keadaan ini selain mengganggu fungsi pengunyahan dan penampilan, fungsi bicara juga ikut terganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar