Rabu, 11 Desember 2019


TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI






oleh
PANDE KADEK YOSI ARI PRAMESTI
P1337425219097




PROGRAM STUDI AHLI JENJANG DIV
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019/2020





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “keterampilan menyikat gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual dan simulai.” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Semarang, 1 Oktober 2019


Penyusun











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah, ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Notoatmodjo, 2003). Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yakni faktor perilaku dan non-perilaku (lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, dan politik). Upaya penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditujukan pada kedua faktor utama tersebut. Upaya pemberantasan penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan tinja, penyediaan pelayanan kesehatan, dan sebagainya adalah upaya intervensi terhadap faktor fisik (non-perilaku). Upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat penting karena perawatan yang baik akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh. Gigi yang pertama kali tumbuh dinamakan gigi susu (Suryanti, 2010 dalam Reeny, 2011). Perawatan gigi harus dimulai sedini mungkin karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan, terutama kesehatan gigi susu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan gigi tetap. Selain itu gigi tetap ini tumbuhnya untuk masing-masing gigi tidak sama dengan tanggalnya gigi susu melainkan mempunyai periode tersendiri. Gigi yang tidak teratur rapi akan memudahkan sisa makanan bersembunyi lebih lama sehingga menyebabkan penyakit gigi. Selain itu pada gigi berlubang merupakan tempat yang sangat baik untuk berkumpulnya sisa-sisa makanan yang lama kelamaan akan menjadi busuk dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. Akan tetapi terkadang orang tua mengatakan bahwa anak rajin menyikat gigi tetapi tetap saja anaknya sakit gigi atau giginya rusak (Marimbi, 2010:39).
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi / teori dari seseorang ke orang lain, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau masyarakat sendiri (Supradi, 2007). Menurut Green (dalam Supradi, 2007). Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat, sakit, penyakit, dan faktor - faktor yang mempengaruhi sehat - sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Menurut Blum (dalam Notoatmodjo, 2007), perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku dari aspek biologis adalah suatu kegiatan atau organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, berpikir, dan sebagainnya.
Perilaku menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan dengan giat dan sungguh - sungguh, teliti artinya menyikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang tepat menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (Machfoedz, 2006).
Proses pendidikan adalah salah satu proses alami untuk memperoleh pengetahuan, peran orangtua sangat penting untuk mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dalam kamus besar bahasa indonesia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan dan perilaku salah satu hal terpenting dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. (Worang, dkk., 2014). Pengetahuan memiliki beberapa faktor yaitu usia, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan, informasi dan pengalaman. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin baik tentang kesehatan yang dapat mempengaruhi perilaku untuk hidup sehat (Muhsinah, dkk., 2014). Klasifikasi pembelajaran memiliki macam-macam metode, yaitu: metode audio, metode visual dan metode audio visual. Pembelajaran langsung memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu 5 kelebihannya adalah menyampaikan informasi yang singkat, efektif jika diterapkan dalam kelas kecil maupun besar. Kekurangan dari pembelajaran langsung adalah setiap siswa memiliki kemampuan berbeda – beda dalam mendengarkan, mengamati dan mencatat sesuatu, keterampilan komunikan sangat berpengaruh dalam menyampaikan pembelajaran, siswa tidak memiliki rasa tanggung jawab karena berpikir bahwa materi akan selalu diajarkan oleh guru (Suprihatiningrum, 2014).
Metode bernyanyi adalah metode pembelajaran dengan cara bersuara dan memiliki kata – kata yang mudah dan gampang diingat, menggunakan nada dan suara yang merdu. Anak akan merasa senang dan gembira saat menyanyikan sebuah lagu dan membuat anak lebih bersemangat untuk belajar. Kelebihan dari metode bernyanyi adalah dapat diterapkan ketika anak merasa cemas, membangkitkan rasa percaya diri, membuat senang anak, mengembangkan rasa humor, membantu ingatan anak ketika lupa. Kelemahan dalam metode bernyanyi ketika anak sudah beranjak dewasa mereka merasa malu untuk meniru gurunya bernyanyi (Anggari, dkk., 2016).
B.     Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat disusun rumusan masalah yaitu sebagai berikut : ’’ Bagaimana keterampilan menyikat gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual dan simulai.
C.     Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat keterampilan menggosok gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual dan simulasi.






BAB II
PEMBAHASAN
A.           Menyikat Gigi
menyikat gigi adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak. Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010). Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis, saat ini telah banyak tersedia siakt gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat.
Cara Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta (2016) menuliskan bahwa ada beberapa cara untuk merawat kesehatan gigi dan mulut, yaitu:
1.             Waktu menggosok gigi
Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan karena dalam wakti 4 jam, bakteri mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan untuk menghambat proses tersebut.
2.             Durasi dalam menggosok gigi
Mengosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.
3.             Rutin menganti sikat gigi
Sikat gigi yang berusia lebih dari 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuan untuk membersihkan gigi dengan baik. Apabila kerusakan sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu kuat.
4.             Sikat Gigi yang Tepat Gunakan sikat gigi yang memiliki bulu sikat yang lembut. Hal ini untuk melindungi gusi dan berfokus pada daerah-daerah kecil sehingga mereka dapat membersihkan dengan benar.
5.             Menjaga kebersihan sikat
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman penyakit.
6.             Cara Menyikat Pastikan Gerakan perlahan dan memutar pada seluruh bagian permukaan gigi. Jangan terlalu keras dalam menyikat, karena dapat melukai gusi.
7.             Pasta Gigi Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, pasta gigi berperan penting dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah tehnik menggosok gigi.


B.               Media Audio Visual
          Audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
          Karakteristik Media Audio Visual Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual.
          Media audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Mereka biasanya bersifat linear. b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis. c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya. d. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak. e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f. Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
          Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Arsyad (2011: 49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Kelebihan media audio visual:
1) Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa.
2) Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu.
3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan video menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya.
4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun homogen maupun perorangan.
7) Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
b. Kelemahan media audio visual:
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2) Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut. 3) Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.


C.           Oral Health Promotion Based On Audio Visual
1.             Tanggapan Anak Tentang Lagu MOGIGU
Menurut responden yakni anak-anak lagu MOGIGU kurang bias dihapal dengan mudah dan kurang bias langsung diperagakan, dikarenakan tempo lagunya yang terlalu cepat, sehingga responden harus mendengarkan lagu secara berulang-ulang.
2.             Table Checklist
          Table ini diberikan pada kalangan anak-anak yang digunakan untuk mengetahui apakah responden menyikat gigi atau tidak, jika responden menyikat gigi maka lembaran checklist di stiker oleh sipengamat sendiri berdasarkan waktu si anak menyikat gigi. Pada hari terakhir lembaran checklist ini berguna untuk melihat evaluasi terhadap perilaku menyikat gigi anak apakah bertambah baik setelah diberikan MOGIGU atau apakah sebaliknya.
3.             Aspek kognitif, Pisikomotorik, dan Bahasa


Aspek Kognitif
Memperlihatkan kepada anak tentang cara menyikat gigi dengan cara yang baik dan benar  serta dengan waktu yang tepaat dengan media lagu MOGIGU
Aspek Pisikomotorik
Anak dapat melakukan sikat gigi dengan baik dan benar sesuai dengan intruksi yang terkandung dalam lagu MOGIGU
Aspek Bahasa
Menggunakan kalimat yang mudah dipahami oleh anak

4.             Hasil yang didapat menurut Teori Roger
a.              Kesadaran (Awareness)
Setelah menonton dan mendengar lagu MOGIGU, (menggosok gigi asyik dengan lagu), anak dapat mengingat dan melakukan sikat gigi yang baik dan benar sesuai dengan intruksi lagu tersebut.
b.             Ketertarikan (Interest)
Setelah diputarkan video MOGIGU, anak memiliki ketertarikan untuk mencoba menyikat gigi sesuai dengan contoh video yang diputarkan.
c.              Evaluasi (evaluation)
Setelah menonton dan mendengarkan lagu MOGIGU, anak mulai terbiasa menyikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat.
d.             Mencoba (Trial)
Setelah menonton video MOGIGU, anak mulai mencoba untuk melakukan menyikat gigi dengan cara sesuai lagu MOGIGU
e.              Adopsi (Adoption)
Setelah menonton video MOGIGU, anak mulai mencoba melakukan sikat gigi seperti arahan yang ada di dalam video dan mulai menerapkan cara menyikat




BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Upaya mewujudkan kesehatan dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintah, ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yakni faktor perilaku dan non-perilaku (lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, dan politik). Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi / teori dari seseorang ke orang lain, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau masyarakat sendiri Klasifikasi pembelajaran memiliki macam-macam metode, yaitu: metode audio, metode visual dan metode audio visual. Metode bernyanyi adalah metode pembelajaran dengan cara bersuara dan memiliki kata – kata yang mudah dan gampang diingat, menggunakan nada dan suara yang merdu. Dalam merubah perilaku anak salah satu metode yang bias digunakan adalah audio visual yang mencakup indera pendengaran, indera pengelihatan dan anggota tubuh lainnya. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa dengan menggunakan audio visual itu efektif untuk membantu orang tua dalam memberikan pengetahuan pada anak terkait kebersihan gigi dan mulut
B.            Saran
1.      Diharapkan kepada orang tua anak untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anak dan selalu mengajak anaknya untuk menyikat gigi yang benar dan waktu yang tepat.
2.      Diharapkan kepada puskesmas terdekat untuk mengadakan demonstrasi menyikat gigi yang baik dan benar menggunakan media video, sehingga anak-anak tertarik nuntuk memperhatikan dan mau menerapkannya.
3.      Diharapkan kepada pemerintah kesehatan untuk membentuk dan melatih kader-kader untuk membantu memberikan penyuluhan dan melakukan kegiatan yang berdampak baik bagi kesehatan gigi dan mulut.









DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Putri. M.H., E. Herijulianti., dan N. Nurjanah. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC: Jakarta.
Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo (online) avaiable: file:///C:/Users/acer/Downloads/12728-29153-1-SM%20(2).pdf di aksen tanggal 1 oktober 2019
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK MENYIKAT GIGI PADA PASIEN PEMAKAI ALAT ORTODONTIK CEKAT TERHADAP GAS VSCs (VOLATILE SULPHUR COMPOUNDS) ORAL (online) avaiable: file:///C:/Users/acer/Downloads/29987-68412-1-SM.pdf di akses tangga 1 oktober 2019
Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V dan VI di Kecamatan Sumberejo (online) avaiable: file:///C:/Users/acer/Downloads/12728-29153-1-SM%20(3).pdf diakses pada tangga 1 oktober 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar